follow follow

Kamis, 18 Juli 2013

pentingnya mempelajari perkembangan peserta didik

1.      Mengapa kita perlu mempelajari Perkembangan Peserta Didik? Buat contoh  konkrit!
Jawab:
Perkembangan merupakan kemajuan atau perubahan menuju kedewasaan secara bertahap dalam kemampuan, emosi, dan ketrampilan yang terus berlangsung hingga mencapai usia tertentu. Dalam hal ini perkembangan adalah matakuliah yang mempelajari aspek-aspek perkembangan individu yang berada pada tahap sekolah dasar dan sekolah menengah. Matakuliah ini memberikan pemahaman kepada mahasiswa calon guru tentang perkembangan peserta didik, sehingga diharapkan mampu memberiakkn pelayanan pendidikan yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa yang dihadapinya.
Banyak mnafaat yang akan diperoleh guru atau calon guru dalam mempelajari perkembangan peserta didik ini, diantaranya:
1.      Dengan pengetahuan tentang perkembangan peserta didik, seorang guru akan dapat memberiakn harapan yang realistis terhadap anak dan remaja. Ini adalh hal penting karea jiak terlalu banyak yang diharapkan pada anak usia tertentu, anak mungkin akan mengembangkan perasaan tidak mampu jika ia tidak mencapaistandar yang ditetapkan oleh orangtua atau guru.Sebaliknya jika teralu sedikit yang diharapkan dari mereka, mereka akan kehilangan rangsangan untuk lebih mengembangkan kemampuannya.
2.      Dapat membantu kita dalam memberikan respon yang tepat terhadap perilaku tertentu seorang anak.
3.      Dapat membantu guru mengenali kapan perkembangan normal yang sesungguhnya dimulai.
4.      Memungkinkan para guru untuk sebelumnya mempersiapakan anak menghadapi perubahan yang akan terjadi pada tubuh, perhatian dan perilakunya.
5.      Guru mampu memberikan bimbingan belajar yang tepat kepada anak.
6.      Dapat membantu kita memahami diri sendiri.
 Contohnya misalnya, anak-anak usia sekolah dasar memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak-anak yang usianya lebih muda. Ia senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan senang merasakan atua melakukan sesuatu secara langsung. Oleh sebab itu, guru hendaknya mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur permainan, mengusahakan siswa berpindah atau bergerak, bekerja atau belajar dalam kelompok, serta memberikan kesempatan untuk terlibat langsung dalam pembelajaran.













2.      Mengapa kita perlu mempelajari perkembangan.
a.       Kognisi
b.      Emosi
c.       Sosial
d.      Bakat
Buat contoh yg konkrit!
Jawab:
a.       Pentingnya Mempelajari Perkembangan Kognisi
Salah satu aspek penting dalam perkembangan peserta didik adalah perkembangan kognitif yang didalam nya memperlihatkan suatu perkembangan dari asalnya yang tidak tahu menjadi tahu yang berkaitan langsung dengan proses pembelajaran dan sangat menentukan keberhasilan mereka disekolah. Guru sebagai tenaga kependidikan yang bertanggung jawab melaksanakan interaksi edukatif di dalam kelas, perlu memiliki pemahaman yang mendalam tentang perkembangan kognitif peserta didiknya. Dengan bekal pemahaman tersebut maka:
1.       guru akan dapat memberikan layanan pendidikan atau melaksanakan proses pembelajaran yang sesuai denagn kemampuan kognitif peserta didik yang dihadapinya.
2.      Pendidik (guru, orang tua, calon guru) dapat mengetahui bahwa intelegensi (kecerdasan) itu melibatkan interaksi aktif antara siswa dengan dunia sekitarnya.
3.      Guru dapat mengeksplorasi kemampuan penalaran siswa dengan mengajukakn pertanyaan-pertanyaan atau pemberian tugaas-tugas pemecahan masalah.
4.      Guru mampu memilih strategi pembelajaran yang lebih efektif pada tingkat kelas yang berbeda.
5.      Guru dapat memperkuat rasa ingin tahu peserta didiknya dengan metode yang baik bagi perkembangan kognitif peserta didik.
6.      Guru tidak akan meremehkan atau terlalu mengunggulkan peserta didik.
Contohnya anak-anak dari semua usia akan banyak mendapat pelajaran dari hasil eksplorasi dunia nyata. Pada tingkat pra sekolah, eksplorasi ini dapat berupa permainan dengan air, pasir, balok-balok kayu dan lain-lain. Selama tahun-tahun sekolah dasar, eksplorasi mungkin dilakukan melalui beberapa aktivitas, seperti melempar dan menangkap bola, menjelajah alam, bekerja dengan tanah liat dan cat air, atau membentuk struktur bangunan dengan menggunakan stik es krim, dan lain-lain. Maka dalam hal ini guru mampu mengembangkan pengetauan peserta didiknya.
Demikian juga halnya dengan siswa-siswa sekolah menengah, meskipun telah memiliki kemampuan untuk berpikir abstrak , masih perlu diberi kesempatan untuk memanipulasi dan melakukan eksperimen dengan benda-benda konkret seperti bereksperimen dengan menggunakan alat-alat laboratoium, kamera dan film, peralatan memasak dan makan, atau dengan peralatan tukang kayu. Dengan demikian guru sebagai tenaga pendidik memberikan pengantar untuk setiap kegiatan, sehingga peserta didik dapat mengembangakan pemikirannya.

b.      Pentingnya Mempelajari Perkembangan Emosi
Dalam perkembangan peserta didik, aspek emosi juga memegang peranan penting dalam rangka mencapai kebahagiaan dalam hidupnya. Emosi pada prinsipnya menggambarkan perasaan manusia terhadap berbagai situasi yang berbeda. Semua emosi pada dasanya melibatkan berbagai perubahan tubuh yang tampak dan tersembunyi, baik yang dapat diketahui atau tidak.
Dengan mempelajari emosi peserta didik, maka:
1.      Guru dapat terbantu dalam membimbing anak melakukan penyesuaian pribadi dan sosial. Tidak selalu mudah mempelajari emosi peserta didik. Informasi aspek emosi bersifat subjektif, yang diperoleh melalui introspeksi, sementara peserta didik belum dapat melakukan introspeksi dengan baik. Oleh karena itu, untuk mempelajari emosi peserta didik biasanya dilakukan melalu pengamatan terhadap ekspresi yang jelas tampak, terutama ekspresi wajah dan tindakan yang berkaitan dengan berbagai emosi. Dalam hal ini guru diharapkan mampu memahami perubahan emosi peserta didiknya guna untuk menjadikan segala system pembelajaran  yang nyaman untuk peserta didiknya.
2.      Guru tidak akan mendiskriminasikan atau membeda-bedakan peserta didik.
3.      Guru dapat mengetahui keadaan psikologis peserta didik.
4.      Guru akan mendidikk secara demokratisi artinya guru memberikan motivasi semangat yang akan menunjang perkembangan peserta didik.
5.      Guru mampu menjadi teman bagi peserta didik, sebagai tempat menyampaikan perasaan.
Contohnya saja masa remaja. Masa remaja merupakan puncak emosionalitas. Pertumbuhan organ-organ seksusal mempengaruhi emosi atau perasaan-perasaan baru yang belum dialami sebelumnya, seperti rasa cinta, rindu dan keinginan untuk berkenalan lebih intim dengan lawn jenis. Sehingga guru mampu memberikan pemahaman-pemahaman mengenai tata karma dalalm pergaualan. Pada usia remaja awal (siswa SMP), perkembangan emosinya menunjukkan sifat yang sensitive dan reaktif (kritis) yang sanagt kuat terhadap berbagai peristiwa atau situasi social, emosinya sring bersifat negative dan temperamental (mudah tersuinggung/marah, mudah sedih/murung. Kondisi ini terjadi terutama apabila remaja itu hidup di lingkungan (terutama keluarga) yang tidak harmonis. Maka pada saat seperti ini guru akan lebih mendekatkan diri pada peserta didiknya.
Dengan demikian guru harus bersikap lebih bijaksana dalam menghadapi setiap perubahan emosi tersebut. Sehingga tidk mengurangi semangat belajar peserta didik.
c.       Pentingnya Mempelajari Perkembangan Sosial
peserta didik adalah mahluk sosial. Sebagai mahluk sosial, ia membutuhkan orang lain untuk dapat tumbuh kembang menjadi manusia yang utuh. Dalam perkembangannya, pendapat dan sikap peserta didik dapat berubah karena interaksi dan saling pengaruh antarsesama peserta didik, dengan pendidik maupun dengan orang dewasa lainnya. Sebagai tenaga pendidik guru mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap perkembangan social peserta didik. Karena peserta didik cenderung menghabiskan hamper sepertiga waktunya berada disekolah. Untuk itu dengan mempelajari perkembangna social peserta didik guru dapat:
1.      Memahami cerminan dari perilaku peserta didik dalam kehidupan sosialnya yang dilihat dari cara bergaulnya. Sehingga guru berperan penting dalam membekali mereka dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menjadi pribadi yang mandiri secara ekonomi dan menjadi anggota masyarakat yang produktif.
2.      Guru mampu menciptakan iklim kelas dan kondisi-kondisi interaksi diantara siswa-siswanya. 
3.      Guru senantiasa bersikap antusiasme dengan peserta didiknya.
4.      Mampu membuat perencanaan belajar dimana guru sebagai pendidik juga berusaha membaur dengan peserta didik.
5.      Guru mampu bersikap tenang dalam menghadapi gejolak-gelojak social yang terjadi pada peserta didik.
6.      Guru mampu beradaptasi dengan peserta didik.
7.      Guru mampu bersikap fleksibel sehingga terjalinnya hubungan baik antara guru dan peserta didik.
8.      Guru menyadari akan perbedaan-perbedaan masing-masing peserta didik.
d.      Pentingnya Mempelajari Perkembangan Bakat
Peserta didik adalah anak-anak yang memiliki ciri-ciri istimewa, misalnya bakat yang diturunkan dari orang tua dan atau nenek moyangnya. Setiap individu memiliki karakteristik yang berbeda-beda, termasuk dalam bidang dan kadar dari bakat yang dimilikinya. Didasari oleh kenyataan bahwa setiap peserta didik memiliki kelemahan-kelemahan di dalam bidang tertentu dan sebaliknya mampu di bidang yang lain, maka dalam merancang aktivitas, pendidik hendaknya mempertimbangkan kemampuan-kemampuan dan kelemahan-kelemahan yang dimiliki peserta didik baik secara individual maupun secara kelompok.
Mengidentitikasi bakat merupakan sesuatu yang penting bagi seorang guru karena alasan berikut:
1.      Bakat dapat menumbuhkan kreatifitas. Kreativitas sangat bermakna dalam kehidupan. Kreativitas tidak hanya bermanfaat bagi siswa itu sendiri, tetapi juga dapat memberikan sumbangan kepada masyarakat luas. Sehingga guru akan membantu peserta didik untuk mengembangkan kreatifitasnya.
2.      Melalui pengukuran dan identifikasi bakat, akan ditemukan pula siswa-siswa yang kemampuan kreatifnya sangat rendah. Bagi siswa-siswa yang demikian, seorang guru akan  melakukan remediasi kemampuan kreatif. Kemampuan kreatif (menciptakan imajinasi-imajinasi) sangat diperlukan dalam pemecahan masalah dan sangat bermanfaat bagi pengembangan diri siswa yang bersangkutan sampai ia dewasa.
3.      Dengan memahami bakat yang terpendam, guru dapat terbantu untuk merancang kegiatan yang menantang dan menarik bagi siswa sehingga tercapai tujuan pembelajaran.

Guru sangat berperan dalam pengembangan bakat. Sedangkan sekolah menjadi sarana pengembangan bakat, terutama untuk siswa yang di lingkungan rumahnya tidak tersedia prasarana yang mendukung pengembangan dirinya.

Contohnya, seorang siswa yang mempunyai bakat menulis akan lebih senang mengutarakan segala peristiwa-peristiwa penting dalam hidupnya dalam bentuk kata-kata. Namun ia dipersulit dengan kurangnya penguasaan kata-kata maka guru akan cenderung memberikan fasilitas berupa pengetahuan yang dapat mengembangkan bakatnya tersebut sehingga ia akan terus menulis dengan bimbingan gurunya, melalui karangan-karangan sampai dalam pembuatan karya ilmiah.














3.      Hubungkan antara inteligensi-prestasi-bakat dan emosi dalam kegiatan belajar dan pembelajaran.
Jawab:
Inteligensi adalah kemampuan kognitif yang dimiliki organisme untuk menyesuaikan diri secara efektif pada lingkungan yang kompleks dan selalu berubah serta dipengaruhi oleh faktor genetik (Galton, dalam Joseph, 1978, p.20). Dalam hal ini setiap orang memiliki kemampuan kognitif yang berbeda-beda. Dari perbedaan itu timbullah persaingan antar individu yang ingin menjadi lebih baik dari yang lainnya. Begitu pula denagn peserta didik. Mereka cenderung berusaha mengembangkan kemampuannya. Namun sebagian juga ada yang cenderung tetap dengan kelembamannya sehingg atidak terpacu untuk bersaing dalam  mengembangkan pengetahuan. Dari sinilah mulai muncul penghargaan atas hasil dari adanya persaingan. Maka dapat disimpulkan bahwa intelegensi menghasilkan prestasi. Prestasi yang menjadi bentuka akhir dari suatu penguasaan materi.
Peserta didik memiliki tingkat intelegensi  yang berbeda, ada yang berintelegensi tinggi dan ada yang berintelegensi rendah. Peserta didik  yag berintelegensi tinggi mampu menghasilkan prestasi namun peserta didik yang berintelegensi rendah belum tentu  tidak bisa berprestasi karena setiap manusia memiliki bakat masing-masing. Peserta didik yang beritelegensi tinggi memiliki bakat di bidang eksak, linguistik dan logika matematis yang berhubungan dengan kemampuan otak atau akademik. Jenis-jenis bakat yang meliputi bakat Kinetik Fisik (Bodily Kinesthic), bakat Bahasa (Linguistic), bakat Logika dan Matematis (Logical-Mathematical), bakat Musikalitas (Musical), bakat Pemahaman Alam (Naturalist Intelligence).
Manusia itu cenderung memiliki niat untuk menggapai sesuatu atau keinginan. begitu juga seorang yang berintelegensi dan memilki bakat yang telah ada sejak lahir akan mengejar apa yang diinginkannya dengan usaha kerja keras dan berdoa. Dengan menyertakan  niat yang besar. Jika ia gagal, maka kebanyakan orang perkembangan emosinya tidak stabil. Misalnya kecewa, sedih dan terkadang ada yang putus asa.  Sebaliknya peserta didik yang senantiasa tercapai keinginannya atau tujuannya dan berprestasi akan memiliki perkembangan emosi yang stabil. Dalam hal ini ia akan senantiasa bersemangat dan cenderung ingin tetap mempertahankan prestasinya bahkan ingin meningkatkannya.



DAFTAR PUSTAKA
Hartinah, Siti. 2010.Pengembangan Peserta Didik.Bandung: PT Refika Aditama.
Desmita.2012.Psikologi Perkembangan Peserta Didik.Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Syah, Muhibbin.2007.Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Sjarkawi. 2009.Pembentukan Kepribadian Anak.Jakarta: PT Bumi Aksara.
            (diakses 14 April 2013 pukul 20:07)
            (diakses 16 April 2013 pukul 22:24)
http://eprints.undip.ac.id/15539/1/Fabiola.pdf (diakses 16 April 2013 pukul 22:44)
(diakses 17 April 2013 pukul 14:45)




Guru Profesional Adalah Guru Yang Berkompeten

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.            Latar Belakang
Berbicara mengenai profesi kependidikan maka kita bicara mengenai pendidik dan tenaga kependidikan. Pendidik merupakan tenaga kependidikan yang berkualitas seperti guru, dosen, tutor atau fasilisator. Mengingat tugas guru sebagai pendidik, guru juga sebagai pembimbing sehingga guru berperan penting dalam proses belajar mengajar. Guru sebaiknya memberikan bimbingan bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar. Hal ini karena guru sebagai fasilisator yang memberikan pengajaran bagi peserta didik.
Dulu posisi guru seolah-olah bisa diisi siapa pun, tanpa banyak melihat kualitas dan kompetensi yang dimilikinya. Dalam bahasa sederhana, “yang penting ada pengajar” atau ada guru yang mengajar membaca dan menulis”. Seiring dengan perkembngan zaman dimana ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang dengan pesat membuat bangsa ini haus akan ilmu pengetahuan yang lebih. Untuk itu perlulah pendidik yang berkompeten yaitu guru professional. Untuk mengimbangi dan menghadapi tantangan di masa depan dengan peran dan tugas guru yang semakin kompleks. Sehingga kualitas guru perlu menjadi hal utama yang harus diperhatikan.
Akhirr-akhir ini pun guru banyak dipertanyaan keprofesionalannya. Banyak tindakan guru yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang harus dimiliki guru sebagai tenaga kependidikan. Dari keadaan tersebut terlihat bahwa kompetensi guru yang seharusnya penting untuk dimiliki justru hanya sebagai wacana biasa. Sehingga perlulah pemahaman yang lebih untuk mengembangkan potensi guru melalui kempetensi dasar guru. Dengan demikian akan terbentuk guru profeesional yang mampu menghasilkan out put peserta didik yang



1.2.            Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan guru yang berkompeten?
2.      Kompetensi apa yang harus dimiliki seorang guru?
3.      Mengapa guru harus menguasai empat kompetensi guru?

1.3.            Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memberikan informasi kepada pendidik mengenai kompetensi dasar yang harus dimiliki seorang guru agar menjadi guru profesional.














BAB II
PEMBAHASAN
2.1.            Pengertian Kompetensi Guru
Kata kompetensi secara harfiah dapat diartikan sebagai suatu kecakapan atau kemampuan. Dalam bahasa Arab kompetensi disebut dengan kafaah, dan juga al-ahliyah, yang berarti memiliki kemampuan dan keterampilan dalam bidangnya sehingga mempunyai kewenangan atau otoritas untuk melakukan sesuatu dalam batas ilmunya. Dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
            Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan kemampuan atau keterampilan serta pengetahuan yang berhubungan dengan potensi yang  harus dimiliki seseorang dalam melaksanaan tugasnya dalam mengembangkan atau menyempurnakan profesi yang yang menjadi tanggung jawabnya.
            Secara definisi kata “guru” bermakna sebagai pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal. Kata guru (bahasa Indonesia merupakan padanan dari kata teacher (bahasa inggris). Di dalam kamus Webster, kata teacher bermakna sebagai “the person who teach , especially in school” atau “guru adalah seseorang yang mengajar, khususnya sekolah. Sehingga dapat disimpulakn bahwa guru bukanlah hanya sekedar profesi melainkan guru merupakan seseorang yang memberikan pengajaran kepada peserta didik  melalui proses belajar mengajar di sekolah dengan metode-metode tertentu yang mempersiapkan sumber daya manusia yanng berkualitas untuk menunjang kemajuan bangsa terutama di dalam dunia pendidikan.
Dari uraian mengenai pengertian kompetensi dan pengertian guru diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru adalah kemampuan atau keterampilan yang harus dimiliki guru dalam upaya menjalankan tanggung jawabnya secara professional sebagai seorang pendidik dengan mentransfer pengetahuan dan ilmu yang dimilikinya.
2.2.            Macam-Macam Kompetensi Guru
Menjadi guru tidaklah mudah karena mengemban beban  yang berat dalam upaya melahirkan peserta didik yang berkualitas sehingga menjadi sumber daya manusia yan akan memajukan bangsa dan Negara. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan pada pasal 8 yaitu “Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmanidan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”. Dan dijelaskan pula pada pasal 10 ayat 1 yaitu kompetensi guru sebagaimana dimaksud pada pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi social dan kompetensi professional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Empat kompetensi dasar guru ini dijelaskan lebih lengkap dalam Peraturan Pemerintah RI No. 74 Tahun 2008 tentang Guru. Berikut secara singkat mengenai kompetensi dasar guru.
a.       Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan dalam mengelola pembelajaran bagi peserta didik meliputi memahami peserta didik secara mendalam, merancang dan melaksanakan pembelajaran serta evaluasi. Selain itu juga mengembangkan peserta didik dengan mengaktualisasikan potensi yang dimiliki peserta didik. Apabila guru tidak memahami peserta didik maka guru tidak dapat menyampaikan materi dengan baik sehingga berdampak pada evaluasi dan potensi peserta didik yang tidak berkembang.
Untuk itu kompetensi pedagogik ini sangat penting untuk dimiliki oleh seorang guru dalam proses belajar mengajar. Dengan dimilikinya kompetensi ini maka guru dapat memahami peserta didik dengan perkembangan kognitifnya. Guru juga dapat menentukan strategi yang tepat sesuai dengan karakteristik peserta didik namun tetap sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai yang tersusun dalam materi ajar. Sehingga pembelajaran di dalam kelas pun menjadi kondusif dan terbentuk interaksi yang baik antara guru dan siswa. potesi peserta didik pun akan makin berkembang.
b.      Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian yaitu kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa, berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan. Guru sebagai seorang pendidik perlu memiliki pribadi yang patut untuk diteladani. Guru yang professional akan senantiasa bertindak sesuai dengan norma. Bersikap dan berpikir dengan baik serta menampilkan hal-hal yang positif yang dapat bermanfaat bagi peserta didik. Bahkan bermanfaat bagi sekolah dan masyarakat. Tindakan yang dilakukan pun berlandasan dengan nilai keagamaan. Bukan menjadi guru yang ditakuti namun menjadi guru yang dissegani dalam segala hal. Untuk mewujudkannya dapat melalui rasa bangga dari dalam diri menjadi seorang guru dan bertanggung jawab penuh dalam setiap langkah mendidik peserta didik
c.       Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial guru merupakan kemampuan guru dalam berinteraksi baik secara lisan, tulisan maupun isyarat. Berinteraksi ini tidak hanya bergaul secara efektif dengan peserta didik saja namun juga interaksi dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan yang lain untuk bertukar ide, misalnya mengenai metode-metode yang tepat dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Kemudian guru juga harus mampu berinteraksi dengan baik dengan orang tua/wali dari peserta didik guna untuk mengetahui perkembangan siswa. Tidak hanya itu, sebagai mahkluk social guru harus mengetahui lingkungan dimana ia berada sehingga memahami keadaan masrarakat dengan baik.
Selain berinteraksi dengan peserta didik, sesama tenaga kependidikan, orang tua/wali dan masyarakat guru juga harus peka dengan perkembangan zaman. Dalam perkembangan teknologi yang semakin maju. Sehingga guru dibekali dengan kemampuan untuk memanfaatkan teknologi tersebut secara fungsional. Termasuk di dalamnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dapat mendongkrak pembelajaran menjadi lebih baik denan metode-metode dengan alat-alat yang canggih.

d.      Kompetensi Professional
Kompetensi professional merupakan kemampuan guru dalam penguasaan materi ajar secara luas dan mendalam dan menguasai struktur serta metode yang memungkinkan dalam membimbing peserta didik guna memenuhi kompetensi yang akan dicapai dari setiap proses belajar-mengajar. Namun guru diharapkan tidak hanya menguasai meteri ajar dengan baik namun juga mampu menyampaikan ilmu pengetahuan, pengalaman serta pemahaman yang dimilikinya kepada peserta didik. Selain itu guru juga harus mampu menghubungkan konsep-konsep keilmuan dan metode yang digunakan  dalam pembelajaran untuk dapat diaplikasika dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga peserta didik tidak hanya memperoleh hasil evaluasi nilai yang baik namun juga dapat memanfaatkan ilmunya dengan sebaik mungkin dan bermanfaat.

2.3.            Pentingnya Kompetensi Dasar Guru
Menurut beberapa ahli, kompetensi professional telah mencakup semua bagian dari kompetensi dasar yang harus dimiliki guru.  Seperti yang telah kita ketahui keempat kompentisi tersebut sangat penting bagi guru terlebih guru professional. Hal ini dikarenakan bahwa bangsa dan Negara membutuhkan sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi dan salah satunya dengan majunya dunia pendidikan dengn pendidik dan tenaga kependidikan professional. Untuk itu guru yang professional adalah guru yang berkompeten.
Empat kompetensi guru haruslah dimiliki guru agar mampu menjadi pendidik yang berkualitas dan mampu bersaing secara global. Sehingga menghasilkan peserta didik yang berkualitas pula yang mampu memberikan perubahan baik dalam dunia pendidikan maupun dalam bidang-bidang lain. Tidaklah sulit menjadi guru yprofesional yang berkompeten apabila telah niat dan dijalankan dengan penuh tanggung jawab.


BAB III
PENUTUP
3.1.            Kesimpulan
Guru yang berkompeten adalah guru professional yang mneguasai empat kompetensi dasar guru yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi professional. Apabila guru telah memiliki dan menguasai keempat kompetensi tersebut maka guru dapat menjalankan tugasnya dengan sebaik mungkin dan penuh tanggung jawab.
3.2.            Saran
Guru profesional adalah guru yang berkompeten baik dalam penguasaan ilmu maupun secara metodologi pengajaran. Keduanya tercermin dalam proses belajar mengajar. Untuk itu jadilah guru professional yang menguasai empat kempetensi guru. Sehingga menjadi guru yang selalu dinantikan kedatangannya dan kepergiannya selalu dirindukan. Mulailah dari diri sendiri untuk semua peserta didik yang berpotensi.



DAFTAR PUSTAKA
Danim, Sudarwan dan Khairil.2011.Profesi Kependidikan.Bandung:Alfabeta
Hidayat, Arif Septianto.2012.Makalah Tentang kompetensi Kepribadian Guru.(Internet).(Terdapat di: http://arfhyuga.blogspot.com/2012/12/makalah-tentang-kompetensi-kepribadian.html). Diakses pada 05 Juni 2013.
Megasari, Desi dkk.2012.kompetensi Sosial Guru.(Internet).(Terdapat di:
Mustadi, Ali.2011.Mata Kuliah Pengembangan Kompetensi Guru.(internet). (Terdapat di :
_.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan
Dosen.(Internet). (Terdapat di : ttp://wrks.itb.ac.id/app/images/files_produk_hukum/uu_14_2005.pdf). Diakses pada 05 Juni 2013.
_.2012.Info Pendidikan.(Internet). (terdapat di :


Translate